Israel Siap Kuasai Gaza! Keputusan Kabinet Picu Kecaman Dunia

BERITA TERKINI58 Dilihat

Tel Aviv, 24 Juli 2025 | Konflik Israel–Palestina memasuki fase paling tegang dalam beberapa bulan terakhir. Kabinet Keamanan Israel resmi menyetujui rencana militer untuk menguasai Kota Gaza sepenuhnya, langkah yang diproyeksikan akan mengubah peta politik dan keamanan di kawasan Timur Tengah. Keputusan ini diambil dalam rapat tertutup yang berlangsung hingga larut malam, dihadiri Perdana Menteri, Menteri Pertahanan, kepala intelijen Mossad, serta pimpinan militer IDF (Israel Defense Forces).

Penguasaan total atas Kota Gaza disebut sebagai “operasi strategis” untuk menghancurkan infrastruktur militer Hamas, mengamankan jalur logistik Israel di selatan, sekaligus memberikan “pesan kekuatan” kepada kelompok militan di kawasan tersebut. Namun, langkah ini memantik kecaman dari komunitas internasional dan memicu kekhawatiran akan lonjakan korban sipil.

Latar Belakang: Ketegangan yang Terus Memuncak

Kota Gaza selama ini menjadi pusat pemerintahan de facto Hamas sekaligus titik konsentrasi militer mereka. Sejak awal tahun, pertempuran di wilayah perbatasan meningkat, ditandai dengan serangan roket, bentrokan darat, dan blokade ketat yang memperburuk kondisi kemanusiaan.

Menurut laporan Kementerian Pertahanan Israel, lebih dari 300 serangan lintas batas terjadi sejak Januari, memaksa Israel meningkatkan operasi intelijen dan pengintaian. Data IDF menyebut, beberapa terowongan bawah tanah dan gudang senjata Hamas ditemukan hanya beberapa kilometer dari pemukiman Israel.

Isi Rencana Penguasaan Kota Gaza

Meski rincian penuh bersifat rahasia militer, sumber diplomatik membocorkan beberapa poin strategis rencana tersebut:

  1. Operasi Darat Skala Penuh
    IDF akan mengerahkan pasukan infanteri, brigade lapis baja, dan unit pasukan khusus untuk masuk ke jantung Kota Gaza.
  2. Pengambilalihan Infrastruktur Kunci
    Termasuk pelabuhan, pusat komunikasi, dan jalur transportasi utama.
  3. Blokade Total Perbatasan Gaza
    Menghentikan semua akses keluar masuk bagi pihak yang tidak mendapat izin resmi militer Israel.
  4. Pembersihan Terowongan Bawah Tanah
    Fokus menghancurkan jaringan terowongan yang digunakan Hamas untuk pergerakan logistik.
  5. Penempatan Zona Keamanan Permanen
    Membentuk “buffer zone” antara Gaza dan wilayah Israel.

Respons dari Palestina dan Dunia Internasional

Hamas menanggapi keputusan ini dengan pernyataan keras, menyebutnya sebagai “tindakan pendudukan yang akan memicu perlawanan tanpa batas”.

“Setiap jengkal tanah Gaza akan dilindungi dengan darah rakyat kami,” ujar juru bicara Hamas.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni Eropa, dan beberapa negara Arab menyerukan agar Israel membatalkan rencana tersebut, mengingat potensi bencana kemanusiaan yang bisa terjadi.

Lembaga kemanusiaan internasional memperingatkan bahwa operasi darat berskala besar di Gaza dapat mengakibatkan eksodus massal dan memperburuk krisis pengungsi. Laporan dari WHO juga menyebut rumah sakit di Gaza sudah berada di titik kritis, kekurangan pasokan medis dan listrik.

Dampak Geopolitik yang Lebih Luas

Keputusan ini berpotensi memicu efek domino di Timur Tengah. Negara-negara seperti Mesir dan Yordania—yang memiliki perjanjian damai dengan Israel—dikhawatirkan akan mendapat tekanan besar dari rakyatnya untuk mengambil sikap lebih keras.

Amerika Serikat sebagai sekutu utama Israel, menurut analis, berada dalam posisi dilematis. Di satu sisi mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri, namun di sisi lain menghadapi tekanan global untuk menekan sekutunya menghentikan operasi militer yang berpotensi menimbulkan korban sipil besar-besaran.

Analisis: Jalan Panjang Menuju Solusi

Penguasaan penuh atas Kota Gaza mungkin akan memberikan keuntungan taktis bagi Israel dalam jangka pendek, namun para pengamat menilai konflik ini tidak akan selesai hanya dengan kekuatan militer.

Menurut pakar geopolitik Timur Tengah, Dr. M. Farhan Al-Khatib, langkah ini justru bisa memicu siklus kekerasan baru.

“Israel mungkin akan menang di medan perang, tapi kalah di meja diplomasi jika krisis kemanusiaan memburuk. Dunia saat ini sangat sensitif terhadap isu kemanusiaan,” jelasnya.

Kota Gaza Jadi Target Utama Israel

Langkah Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana menguasai Kota Gaza adalah titik krusial yang akan menentukan arah konflik di Timur Tengah. Dengan risiko kemanusiaan yang tinggi dan implikasi diplomatik yang kompleks, dunia kini menunggu apakah operasi ini akan berjalan sesuai rencana atau memicu eskalasi yang tak terkendali.

Kawasan Timur Tengah kembali berada di persimpangan jalan—antara perundingan damai yang rapuh atau konflik terbuka yang berkepanjangan.

BACA ARTIKEL LAINNYA DISINI>>> https://smkpgricepu.sch.id